Pemrograman Mikro
Konsep pemrograman mikro pertama kali di kembangkan pada tahun 1951 oleh Maurice Wilkes. Ini adalah teknik yang di gunakan dalam menerapkan sebuah Unit Control. Control Logic Unit mengatur seluruh aktifitas perangkat keras yang ada di komputer yg menyebabkan suatu instruksi di-fetch dari memori, memberi kose pada instruksi tersebut untuk menentukan operasi yang akan dilaksanakan, sumber dan tujuan data, dan menyebabkan perpindahan data dan eksekusi operasi yang diperlukan. CLUmengulangi seluruh proses sampai sebuah operasi HALT secara tiba – tiba masuk ke dalam program dan di eksekusi.
Kode intruksi, bersama – sama dengan data, tersimpan di dalam memori. Sebuah intruksi merupakan suatu entitas yang kompleks yang pelaksanaannya tidak dapat diselesaikan dalam sebuah pulsa waktu tunggal. Karena itu, setelah menginterpretasikan kode biner suatu instruksi, CLU menghasilkan serangkaian perintah kendali, yang disebut sebagai Instruksi Mikro (microinstructions). Ini mendefinisikan fungsi prosesor mikro sambil mengeksekusi instruksi mesin bahasa juga di kenal sebagai mikro-coding.
Pemograman mikro menawarkan suatu pendekatan yang lebih terstruktur untuk merancang CLU di bandingkan dengan kendali hard wired, Rancangan Pemrograman mikro relative mudah di ubah ubah dan di betulkan menawarkan kemampuan diagnostic yang lebih bak dan lebih dapat di andalkan dari pada rancangan hard-wired. Karena waktu akses memori kendali ROM menentukan kecepatan operasi CLU maka kendali mikro program mungkin menghasilkan CLU yang lebih lambat dibandingkan dengan kendali hard-wired. Alasannya adalah bahwa waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu instruksi mikro juga harus mencakup waktu akses ROM sebaliknya, suatu terlambatan CLU hard-wired hanya mungkin di sebabkan oleh terlambatan waktu penyebaran melalui perangkat keras, yang relative sangat kecil.
Teknik Computer Pipeline
Teknik Computer Pipeline yang diterapkan pada microprocessor, dapat dikatakan sebuah arsitektur khusus. Ada perbedaan khusus antara model microprocessor yang tidak menggunakan arsitektur pipeline dengan microprocessor yang menerapkan teknik ini. Pada microprocessor yang tidak menggunakan pipeline, satu instruksi dilakukan sampai selesai, baru instruksi berikutnya dapat dilaksanakan. Sedangkan dalam microprocessor yang menggunakan teknik pipeline ketika satu instruksi sedang diproses, maka instruksi yang berikutnya juga dapat diproses dalam waktu yang bersamaan.Tetapi, instruksi yang diproses secara bersamaan ini, ada dalam tahap proses yang berbeda.Jadi, ada sejumlah tahapan yang akan dilewati oleh sebuah instruksi. Misalnya sebuah microprocessor menyelesaikan sebuah instruksi dalam 4 langkah. Ketika instruksi pertamamasuk ke langkah 2, maka instruksi berikutnya diambil untuk diproses pada langkah 1instruksi tersebut. Begitu pun seterusnya, ketika instruksi pertama masuk ke langkah 3,instruksi kedua masuk ke langkah 2 dan instruksi ketiga masuk ke langkah 1. Teknik pipeline ini menyebabkan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sehinggaketika diterapkan dapat berjalan dengan baik.
Tiga kesulitan yang sering dihadapi ketika menggunakan teknik pipeline ini adalah :
1. Terjadinya penggunaan resource yang bersamaan
2. Ketergantungan terhadap data, dan
3. Pengaturan Jump ke suatu lokasi memori.
Tahapan teknik pipeline :
• Mengambil instruksi dan membuffferkannya
• Ketika tahapan kedua bebas tahapan pertama mengirimkan instruksi yang dibufferkan tersebut
• Pada saat tahapan kedua sedang mengeksekusi instruksi ,tahapan pertama memanfaatkan siklus memori yang tidak dipakai untuk mengambil dan membufferkan instruksi berikutnya.
Pemrosesan Paralel
Pemrosesan paralel memiliki pengertian yaitu penggunaan pada lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan, atau penggunaan dua atau lebih tugas pada waktu yang sama dengan tujuan mempersingkat waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dengan cara mengoptimalkan resource pada sistem komputer yang ada pada tujuan yang sama. Maksudnya program dijalankan dengan banyak CPU secara bersamaan dengan tujuan untuk membuat program yang lebih baik dan dapat diproses dengan cepat. Dapat diambil kesimpulan bahwa ini berbeda dengan istilah multitasking, yaitu satu CPU mengangani atau mengeksekusi beberapa program sekaligus sedangkan pemrosesan paralel dapat disebut juga dengan istilah parallel computing.
Performa dalam pemrosesan paralel diukur dari beberapa banyak peningkatan kecepatan yang diperoleh dalam menggunakan teknik paralel. Pada proses kerja pemrosesan paralel yaitu membagi beban kerja dan mendistribusikannya pada komputer-komputer lain yang terdapat dalam sistem untuk menyelesaikan masalah. Sistem yang akan dibangun tidak akan menggunakan komputer yang didedikasikan secara khusus untuk keperluan pemrosesan paralel melainkan menggunakan komputer yang telah ada. Maksudnya sistem ini akan terdiri dari sejumlah komputer dengan spesifikasi berbeda yang akan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan sistem paralel tergantung dari kemampuan pemrogram untuk membuat aplikasi terdistribusi ketika dijalankan pada sistem paralel.
(Source : http://wikaldyp.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-pemrograman-mikro-computer.html)